Social Icons

Pages

Wednesday, October 17, 2012

Bagaimana Cara Mengirim Naskah ke Penerbit?


Bagian awal ini disebut pra-produksi. Biasanya masing-masing penerbit sudah menjelaskan tentang syarat-syarat dan ketentuan pengiriman naskah. Hanya saja bagi penulis yang sangat pemula sering kebingungan dan bertanya kesana-kemari mengenai cara pengiriman naskah ke penerbit.

Anda seorang penulis atau calon penulis? Apakah Anda sedang mencoba menawarkan atau mengirim naskah ke penerbit untuk diterbitkan? Nah kalau iya, yuk intip penjelasannya di bawah ini.

1. Ketik naskahmu
Bagi penulis yang sangat pemula, alangkah baiknya mengetik naskah pakai komputer biar lebih rapi dan enak dibaca, jangan ditulis tangan. Kecuali bagi penulis berkelas, meski mereka nulis pakai tulisan tangan alias coret-coretan, naskah mereka pun bakal dilirik penerbit.

2. Pakailah format penulisan standar
Secara umum, format standar penulisan naskah menggunakan font Time New Rowman, ukuran 12, spasi 1,5 atau double, ukuran kertas A4 atau letter (kwarto), panjang halaman antara 100-200 halaman, dan margin menyesuaikan dengan default. Hindari jenis-jenis huruf tegak bersambung, yang lucu-lucu, atau kebanyakan hiasan.

3. Beri nomor halaman di naskahmu
Selain memudahkan editor, ini juga untuk berguna bagimu untuk memastikan tidak ada halaman yang terlewat nanti kalau sudah dicetak.

4. Cetak/ print naskahmu
Naskah dalam bentuk cetakan (print out) lebih diutamakan. Bagaimana jika mengirim lewat email? Saya tidak menyarankan. Dengan kata lain, ada sebagian penerbit yang membolehkan pengiriman lewat email. Tapi kebanyakan penerbit tidak menerima naskah lewat email. Bagaimana pun juga lebih enak membaca naskah print out daripada membaca di layar komputer. Yang pasti editor lebih santai membacanya.

5. Sertakan sinopsis naskahmu
Buatlah sinopsis semenarik mungkin agar editor tertarik membaca naskahmu selengkapnya. Dan buatlah editor suka dan penasaran dengan isi cerita naskahmu. Jangan menulis sinopsis terlalu banyak, singkat saja, maksimal 1 halaman. Jika sinopsis kamu menarik, lalu seandainya diterbitkan, pembaca pun akan tertarik untuk membeli bukumu. Yang pasti kalau orang pergi ke toko buku membeli buku, pasti orang akan membaca sinopsisnya dulu kan? And then, sebaiknya sinopsis ini kamu taruh di halaman depan (setelah lembar judul).

6. Sertakan biodatamu
Isi biodata yang jelas informasi penting yang harus ada, seperti; nama lengkap, alamat, alamat email, dan no telepon/ hp, agar penerbit bisa mudah menghubungimu. Untuk informasi tambahan, kamu bisa menambahkan nama pena (jika ada), tanggal lahir, hobi, pendidikan, foto, dan prestasi (bisa berupa pengalaman menang lomba menulis, buku yang sudah diterbitkan sebelumnya, karya yang pernah dimuat di media, dll). Sebagai point plus, kamu bisa sertakan misalnya sertifikat atau piagam menang lomba. Ah ya! Biodata ini bisa kamu taruh di bagian depan (setelah sinopsis) atau di halaman belakang.

7. Beri sampul (cover)
Berilah sampul yang menarik agar editor lebih berkesan dan melirik naskahmu. Tak perlu susah-susah, ambil saja gambar yang ada di internet. Biasanya cover saya tulis judul naskah saya, lalu di bawahnya saya beri gambar / ilustrasi yang saya ambil dari internet, dan di bawahnya lagi saya tulis nama lengkap saya.
Saya pernah bertanya pada seorang editor, ia bilang bahwa para editor menyeleksi puluhan naskah setiap harinya. Kira-kira naskah mana yang diambil duluan? Jawabannya, pastinya yang covernya menarik, rapi, dan nggak terlalu tebal.
Dan apakah penulis harus menyertakan atau membuat cover jika naskah diterbitkan nantinya? Jawabannya, tidak perlu. Karena sudah ada ilustrator yang akan mendesain cover bukumu. Tapi jika seandainya kamu ingin mendesainnya sendiri juga tidak apa-apa, biar lebih sesuai dengan model cover keinginan kamu.

8. Jilid naskahmu
Lebih baik begitu, biar tidak bececeran dan lebih rapi. Sehingga editor jadi segan untuk memandang naskahmu. Masukkan biodata dan sinopsis ke dalam jilidan, biar tidak hilang. 

9. Buat surat pengantar
Ini tidak wajib. Karena biasanya penerbit sudah tahu apa maksud dari pengiriman naskahmu. Surat pengantar ini ibarat kita mengenalkan diri sebagai penulis kepada penerbit.

10. Sertakan soft copy (CD)
Ini juga tidak wajib. Karena apabila penerbit memutuskan untuk menerbitkan naskahmu, mereka akan meminta kamu untuk mengirim soft copy-nya nanti, lewat e-mail atau lewat pos. Jadi simpan baik-baik file naskahmu. Jangan sampai hilang.

11. Memilih penerbit
Alamat penerbit sudah tercantum di bagian belakang buku (back cover) terbitan mereka. Tapi ada baiknya kamu mengecek buku terbitan terbaru mereka. Karena bisa saja alamat penerbit sudah berubah. Atau kamu bisa akses alamat penerbit lewat internet. Hindari mengirim naskah ke lebih dari satu penerbit. Karena apabila naskahmu diterima oleh dua penerbit itu, lalu tiba-tiba kamu memutuskan untuk membatalkannya, pikirlah… editor sudah capek-capek membaca naskahmu.

12. Kirim
Yang pertama, kamu bisa antar sendiri ke penerbitnya. Enaknya adalah naskahmu pasti sampai redaksi dengan aman dan bahkan kamu dapat tanda terima dari petugas. Yang kedua, kirim lewat pos! Jangan lewat e-mail! Kirim lewat email memang cepat. Tapi itu terlalu beresiko, apalagi kalau penerbitnya belum begitu terkenal. Ada resiko naskahmu gampang dibajak orang lain. Makanya penerbit-penerbit besar lebih menganjurkan untuk mengirim naskah dalam bentuk print out.
Akan lebih baik kalau kamu menyertakan perangko balasan Rp. 10.000,- atau lebih. Agar perangko itu bisa dimanfaatkan penerbit untuk mengirimkan surat balasan atau pengembalian naskahmu apabila naskahmu ditolak. Karena saya pernah dengar kalau naskah yang ditolak akan langsung masuk tempat pembuangan. Bisa saja hal itu akan dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab. Mereka bisa mencuri naskahmu, lalu mengganti namamu dengan namanya, dan menerbitkannya.

Tertarikkah kau? Kirim segera naskahmu ke penerbit. Jangan menunda-nunda waktu! Dan bermimpilah menjadi penulis terhebat sepanjang masa. Oke. ^_^ Sukses selalu…!!!

No comments:

Post a Comment

Radio & tv online

SKIP 94.3 FM